SAMPANG-Banjir bandang yang melanda Kota Sampang
merupakan banjir terbesar sepanjang sejarah Kota Bahari. Selain
menenggelamkan 10 desa dan 6 kelurahan, tercatat lima orang
meninggal akibat terseret arus. Selain korban tewas, air bah kiriman dari wilayah
utara itu juga berakibat korban lukaluka. Berdasarkan data
yang berhasil diperoleh dari tim badan penanggulangan
bencana daerah (BPBD), total korban luka mencapai dua orang.
Sebelumnya, pada hari pertama (8/4) banjir, korban
tewas baru ditemukan dua orang. Yakni, M. Farhan, 21,
warga Dusun Ponjuk, Kelurahan Polagan dan Farok, 21, warga Dusun
Beben 1, Desa Pasean, Kecamatan Kota Sampang. Nah,
pada hari kedua banjir kemarin (9/4), ternyata ditemukan lagi korban
meninggal dunia. Bahkan, jumlahnya lebih dari hari pertama,
yakni mencapai tiga orang, sehingga total korban tewas
mencapai lima orang.
Namun, ada perbedaan data yang disampaikan oleh
BPBD dan Polres Sampang. Dari data BPBD menyebutkan, korban
tercatat empat orang meninggal dan dua orang luka-luka, sedangkan
versi polres, korban meninggal mencapai lima orang. Berdasarkan
data yang dihimpun, salah satu korban meninggal kemarin atas nama Mohammad Syafi k, 38,
warga Desa Pasean yang asalnya dari Jalan Kenari Gunung
Sekar, Sampang. Pria yang masih berstatus guru honorer di
SDN Gunung Sekar 1 itu ditemukan tewas oleh warga di
sebelah utara makam Aji Gunung Kelurahan Gunung Sekar.
Dari keterangan saksi mata, Yanto, 30, warga Jalan
Aji Gunung 1, awalnya korban ditemukan dua anak desa yang keluar
rumah ingin memastikan kondisi banjir. Tiba-tiba sekitar pukul 05.30
keduanya dikagetkan dengan penemuan mayat. Karena takut,
keduanya langsung melaporkan penemuan itu ke RT setempat. Proses
evakuasi langsung dilakukan warga sekitar pukul 06.30. Setelah
diangkat, ternyata mayat Syafik, warga yang rumahnya di Jalan
Kenari. Korban langsung digotong ke rumah keluarganya di
Yayasan Al-Furqon di Jalan Kenari. ”Diduga korban terpeleset dan
masuk ke dataran yang paling dalam.
Sebab, di bawah dagunya terdapat luka
bekas benturan. Kondisi korban sudah kaku,” terang Yanto
yang mengaku ikut mengevakuasi korban. Dijelaskan, kuat dugaan
korban meninggal kemarin malam. Indikasinya, tetangga
sempat melihat dia pukul 20.00 lewat di dekat rumahnya. ”Dia
(korban, Red) sudah diimbau agar tidak pulang ke rumahnya di
Pasean. Tapi dia malah meneruskan berjalan ke selatan
menerobos air,” beber Yanto. Abdurrahman, kakak kandung korban
tidak menduga adiknya akan meninggal akibat banjir. Diceritakan,
sejak banjir Senin (8/4) lalu, korban meninggalkan rumahnya hendak
ke rumah keluarganya di Jalan Kenari. Namun, hingga
kemarin malam tidak ada kabar.
Saat dihubungi ke Yayasan Al-Furqon juga tidak ada
informasi. ”Insya Allah almarhum akan dikubur pukul 16.00
(kemarin, Red) kalau banjir sudah surut. Kami tidak menginginkan
almarhum diotopsi. Karena ini memang bencana alam yang dialami
adik kami,” terang Abdurrahman. Pada waktu yang sama juga ditemukan
korban tewas atas nama Hindun, 70, warga Jalan Imam Bonjol, Kelurahan
Dalpenang. Korban kali pertama ditemukan Rahmad Kurniawan, cucu
korban, sekitar pukul 05.30 di dekat rumahnya. ”Tadi malam
(kemarin malam, Red) dia diungsikan ke atas atap oleh tetangga.
Mungkin dia jatuh dan tidak bisa berenang. Sejak
kemarin memang dicari untuk diungsikan. Karena medan sudah
tidak memungkinkan akhirnya gagal. Mbah dibawa ke rumah
sakit untuk disucikan, kemudian dimakamkan di Jalan
Mutiara,” terang Kurniawan. Sementara korban atas nama Putri,
27, ibu rumah tangga warga Jalan Imam Bonjol juga dikabarkan
meninggal. Namun, data tersebut tidak masuk pada data yang tercatat
di BPBD, sedangkan pihak kepolisian mengabarkan bahwa
Putri meninggal dunia. ”Untuk hari ini, korban meninggal tiga
orang.
Satu orang laki-laki atas nama Mohammad Syafik
ditemukan di daerah Jalan Aji Gunung, sedangkan dua orang
perempuan atas nama Putri dan Hindun ditemukan di Jalan Imam
Bonjol dekat rumahnya,” terang Wakapolres Sampang Kompol Alfi an
Nurrizal kemarin. Di tempat terpisah, Sekkab Sampang Puthut Budi Santoso mengaku akan
memberikan sumbangan kepada korban meninggal. Namun,
dimungkinkan pemberian bantuan dua hari pascakejadian.
Sebab, air masih merendam rumahrumah warga. ”Kalau saat ini
kondisinya tidak memungkinkan. Kita sudah siapkan bantuan untuk
korban meninggal. Kami juga sudah bertemu langsung dengan
beberapa keluarga korban. Kami ikut belasungkawa atas
peristiwa ini,” terang Puthut selaku Ketua Pelaksana Tanggap
Darurat Banjir Sampang. (radar)