Sabtu, 21 April 2012
Jumat, 20 April 2012
Kamis, 19 April 2012
The Raid Redemption
The Raid , Di tengah keheningan fajar yang diguyur hujan,
sebuah tim elit antiteror tengah bersiap menuju ke sebuah persembunyian gembong
narkotika yang berada di jantung Ibu Kota.
Pasukan yang beranggotakan 20 orang polisi menyergap sebuah gedung apartemen tua di daerah kumuh yang menjadi markas persembunyian Tama (Ray Sahetapy), penguasa wilayah yang merupakan pembunuh berdarah dingin. Dia tinggal bersama dua pembantunya, Andi (Donny Alamsyah) dan Mad Dog (Yayan Ruhian ).
Berdasarkan informasi dari seorang pengintai, Letnan Wahyu (Pierre Gruno), tim yang dipimpin oleh Sersan Jaka (Joe Taslim) dengan anak buahnya, Rama (Iko Uwais) dan kawan-kawan memasuki gedung tua itu secara diam-diam.
Namun, rupanya rencana penyerbuan tersebut telah diketahui Tama, setelah seorang anak secara tak sengaja memergoki Sersan Jaka dan anak buahnya. Dia pun melakukan berbagai cara memertahankan wilayahnya dengan memblokir semua pintu keluar, hingga Rama dan kawan-kawannya terjebak di dalamnya.
Terdampar di gedung berlantai 30 tanpa jalan keluar, pasukan khusus tersebut harus berjuang mati-matian melawan penjahat-penjahat terburuk dan terkejam yang memburu mereka secara membabi buta untuk bertahan hidup dalam misi penyerbuan. Satu per satu rekan Rama dibantai, Rama pun harus melihat kehilangan teman-temannya yang tewas di tangan para penjahat.
Film arahan sutradara Gareth Evans itu menampilkan parade aksi baku hantam. Pertarungan demi pertarungan yang tak kenal lelah dari Sersan Jaka, Rama, dan kawan-kawan melawan para pembunuh suruhan Tama sarat dengan teknik beladiri yang mumpuni. Ketegangan ketika Rama bersama seorang temannya yang terluka dikejar kawanan pembunuh sadis juga terus memburu.
Lelah diburu oleh para pembunuh, Rama pun memutuskan menyerang balik Tama dan para pembunuh. Usaha kerasnya terbantu oleh Andi, pembantu Tama yang notabene kakaknya yang berkhianat demi sang adik. Pertarungan seru, dan sangat menegangkan, ketika Rama dan Andi berjibaku bertarung melawan Mad Dog.
Apakah mereka dapat keluar dari apartemen itu? Atau justru tidak ada yang dapat keluar dari gedung tua itu hidup-hidup?
Pasukan yang beranggotakan 20 orang polisi menyergap sebuah gedung apartemen tua di daerah kumuh yang menjadi markas persembunyian Tama (Ray Sahetapy), penguasa wilayah yang merupakan pembunuh berdarah dingin. Dia tinggal bersama dua pembantunya, Andi (Donny Alamsyah) dan Mad Dog (Yayan Ruhian ).
Berdasarkan informasi dari seorang pengintai, Letnan Wahyu (Pierre Gruno), tim yang dipimpin oleh Sersan Jaka (Joe Taslim) dengan anak buahnya, Rama (Iko Uwais) dan kawan-kawan memasuki gedung tua itu secara diam-diam.
Namun, rupanya rencana penyerbuan tersebut telah diketahui Tama, setelah seorang anak secara tak sengaja memergoki Sersan Jaka dan anak buahnya. Dia pun melakukan berbagai cara memertahankan wilayahnya dengan memblokir semua pintu keluar, hingga Rama dan kawan-kawannya terjebak di dalamnya.
Terdampar di gedung berlantai 30 tanpa jalan keluar, pasukan khusus tersebut harus berjuang mati-matian melawan penjahat-penjahat terburuk dan terkejam yang memburu mereka secara membabi buta untuk bertahan hidup dalam misi penyerbuan. Satu per satu rekan Rama dibantai, Rama pun harus melihat kehilangan teman-temannya yang tewas di tangan para penjahat.
Film arahan sutradara Gareth Evans itu menampilkan parade aksi baku hantam. Pertarungan demi pertarungan yang tak kenal lelah dari Sersan Jaka, Rama, dan kawan-kawan melawan para pembunuh suruhan Tama sarat dengan teknik beladiri yang mumpuni. Ketegangan ketika Rama bersama seorang temannya yang terluka dikejar kawanan pembunuh sadis juga terus memburu.
Lelah diburu oleh para pembunuh, Rama pun memutuskan menyerang balik Tama dan para pembunuh. Usaha kerasnya terbantu oleh Andi, pembantu Tama yang notabene kakaknya yang berkhianat demi sang adik. Pertarungan seru, dan sangat menegangkan, ketika Rama dan Andi berjibaku bertarung melawan Mad Dog.
Apakah mereka dapat keluar dari apartemen itu? Atau justru tidak ada yang dapat keluar dari gedung tua itu hidup-hidup?
Tendangan Dari Langit
Wahyu
(16 tahun) memiliki kemampuan luar biasa dalam bermain sepakbola. Ia tinggal di
Desa Langitan di lereng gunung Bromo bersama ayahnya, penjual minuman hangat di
kawasan wisata gunung api itu, dan ibunya. Demi membahagiakan orangtuanya,
Wahyu memanfaatkan keahliannya dalam bermain bola dengan menjadi pemain sewaan
dan bermain bola dari satu tim desa ke tim desa lain dengan bantuan Hasan,
pamannya. Pak Darto, ayah Wahyu sangat tidak menyukai apa yang dilakukan
anaknya.
Keahlian
istimewanya tak sengaja dilihat oleh pelatih Timo yang tengah hiking bersama
Matias di lereng Bromo. Timo kemudian menawari Wahyu untuk datang ke Malang dan
menjalani tes bersama Persema Malang. Berbagai ujian dalam meraih kesempatan
emas bermain bersama Irfan Bachdim dan Kim Kurniawan di Persema mendapat banyak
halangan. Selain harus memilih antara cintanya kepada Indah dan impiannya untuk
bermain bola di jenjang yang lebih tinggi, Wahyu juga harus mampu meyakinkan
Pak Darto. Belum lagi ternyata Hasan memiliki kepentingannya sendiri terhadap
Wahyu.
Selain
berbagai rintangan yang harus ia hadapi, layaknya seorang pemain bola sebelum
mencetak gol, Wahyu juga harus menghadapi tantangan terakhir dari dirinya
sendiri. Sebuah penyakit yang biasa menyerang anak-anak usia enam belas tahun
seperti Wahyu.
Pocong Kesetanan
Bujang,
James, serta Mentil pergi ke kota guna menjemput Santo, teman seperguruan bela
diri yang diasuh oleh ayah Santo. Santo sudah setahun minggat lantaran menolak
jadi pendekar sebagaimana yang diharapkan ayahnya. Bujang, jago berpantun
jenaka, mengingatkan teman-temannya untuk segera pulang jika tidak ada urusan
lain yang mendesak.
Karena orang udik, sesampainya di kota
mereka kebingungan mencari-cari alamat Santo, meski akhirnya berhasil. Santo
tinggal serumah kontrakan dengan Chika dan Wendy. Kedatangan
Bujang-Mentil-James awalnya menyenangkan hati Santo, tapi setelah tahu tujuan mereka,
Santo kehilangan semangat. Santo menjelaskan bahwa dia hanya akan kembali kalau
sudah kaya raya, tinggal di rumah sendiri, bukan kontrakan. Santo juga sedang
dikutuk. Tiap malam selepas maghrib, Santo berubah jadi banci. Ini lantaran
Santo salah mengamalkan mantra ilmu gaib buat mendapatkan kekayaan. Setiap
malam, Santo berubah jadi banci dengan nama Santi. Bujang, James, dan Mentil
prihatin.
Santo mendapat wangsit melalui mimpinya
tentang makam keramat Cina yang menyimpan banyak harta karun. Mlam hari Santo,
Bujang, serta James pergi menuju makam Cina tersebut. Santo sudah berubah jadi
banci bernama Santi. Mereka kaget melihat jenazah dalam peti kayu itu tengkurap
bukan terlentang. Ketika mereka mengambill harta dalam peti mati itu, makhluk
gaib pun bermunculan: Vampire Cina dan Pocong Ajun. Bujang, Santo dan James
diteror makhluk-makhluk tersebut.
Beben, kekasih Mentil, menyusul ke kota.
Mentil, Santo, Bujang, dan James senang dengan kedatangan Beben. Sementara
kejadian-kejadian seram sekaligus kocak pun mengganggu ketenangan mereka.
Pocong Ajun yang kocak mengingatkan mereka agar mengembalikan uang atau harta
curian dari makam keramat Cina itu. Sang Vampir Cina marah lantaran hartanya
dirampok oleh manusia. Tapi Bujang, Santo, James dan lainnya tak memedulikan.
Persoalan bertambah rumit: Chika diculik
oleh komplotan penjahat yang juga menginginkan harta dari makam keramat Cina
tersebut. Bujang dkk mengerahkan keahlian bela diri mereka. Santo juga berniat
mengembalikan harta itu ke tempatnya semula. Mereka pun menuju sarang
penjahat. Vampir Cina dan Pocong Ajun turut membantu.
Rabu, 18 April 2012
Selasa, 17 April 2012
Senin, 16 April 2012
Minggu, 15 April 2012
Langganan:
Postingan (Atom)