SAMPANG, suaramerdeka.com - Kompleks Pesantren Islam Syiah di Dusun Nangkernang, Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang, Madura, dibakar massa, Kamis (29/12) sekitar pukul 09.15 WIB.
"Mereka tiba-tiba menyerang begitu saja dan membakar pesantren. Semua habis dibakar, rata dengan tanah," ujar Pembina Pesantren, Tajul Muluk, Kamis (29/12). Menurutnya, massa yang menyerang adalah warga sekitar yang tidak suka dengan keberadaan pesantren Syiah di sana.
Dia menyayangkan sikap pihak kepolisian yang terlihat tidak sigap dalam mengantisipasi serangan warga. "Padahal sebelumnya, sekitar satu minggu sudah ada ancaman pesantren akan dibakar. Aparat seperti kurang sigap," ucapnya.
Dia menjelaskan, pesantrennya sudah berdiri pada tahun 2004 yang lalu. Namun, seiring waktu, ada beberapa tokoh agama dan masyarakat yang memprovokasi warga untuk menyingkirkan pesantren.
"Dulunya nggak ada masalah. Tapi sejak 2006 keberadaan kami mulai diusik. Tokoh agama mulai memfitnah kami, menghasut warga untuk mengusir dan membakar pesantren kami," jelasnya.
Saat ini, ratusan santri yang berasal dari warga sekitar dan dari kalangan tidak mampu ini sudah dievakuasi oleh pengurus pesantren. "Mereka sudah dikembalikan ke rumah masing-masing," tambahnya.
Bukan hal mudah bagi petugas Kepolisian dan TNI masuk ke tempat kejadian perkara (TKP). Sebab, lokasi sudah diblokir massa dengan memegang senjata tajam. Siapa pun orang tak dikenal yang hendak masuk ke lokasi kejadian tak berselang lama pascakejadian, mereka memperoleh serangan massa yang dilengkapi dengan senjata tajam, utamanya clurit.
Kabarnya, bahkan wartawan pun dikejar massa. "Karena situasi tidak memungkinkan ke lokasi, kami hanya bisa menunggu bantuan dari Polda dan Polres Pamekasan," kata Kabag ops Polres Sampang, Kompol Zainuri.
Untungnya, kejadian ini tak sampai mengakibatkan jatuhnya korban jiwa. Setelah memperoleh bala bantuan, polisi, anggota Kodim 0828 Sampang dan Koramil Kecamatan Omben bisa masuk ke lokasi kejadian dan langsung meredakan aksi massa. Walau demikian, puluhan massa masih berkerumun di sisi utara sekitar 500 meter dari lokasi kejadian.
Namun demikian, rumah, mushola, dan madrasah milik kelompok Syiah itu telah rata dengan tanah setelah semua bangunan itu dibakar massa.
Jombang (beritajatim.com) - Jaringan Islam Anti Diskriminasi (JIAD) Jatim mengecam keras aksi pembakaran rumah, madrasah, dan surau Islam Syiah di Desa Karang Gayam Kecamatan Omben Kabupaten Sampang.
Untuk itu, pihaknya mendesak agar Kapolres Sampang, AKBP Solehan, dan Kapolda Jatim, Irjen (Pol) Hadiatmoko dicopot dari jabatannya. Pasalnya, keduanya terbukti tidak mampu menjaga kondusifitas wilayah masing-masing.
"Kami mengecam ketidakmampuan aparat dalam melindungi kelompok Syiah dan bahkan cenderung melakukan pembiaran terjadi berbagai aksi kekerasan pada mereka. Kapolda dan Kapolres harus dicopot karena terbukti sudah tidak mampu menjaga kondusifitas Jawa Timur," kata Aan Anshori, presidium JIAD Jatim kepada beritajatim.com, Kamis (29/12/2011).
Aan menegaskan, pihaknya mengutuk aksi intoleransi tersebut karena hal itu melawan ajaran Islam damai. Menurutnya, Islam merupakan agama yang mengedepankan unsur kedamainan. Namun nyatanya, kelompok Sunni di Sampang lebih mengedepankan kekerasan. Yakni melakukan pembakaran madrasah, rumah, dan surau milik kelompok Syiah.
Terakhir, JIAD mendesak Komnas HAM (Komisi Nasional Hak Asasi Manusia) untuk segera turun ke Sampang guna melakukan investigasi. Pasalnya, dugaan pelanggaran HAM dalam peristiwa tersebut sangat kuat. "Komnas HAM hraus melakukan invetigasi atas kasus tersebut," pungkasnya.
Sekadar diketahui, konflik keberadaan Islam Syiah di Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Sampang, memanas. Ratusan orang dari Islam Sunni yang dipimpin KH Rois, membakar rumah, sekolah dan musholla milik tokoh Islam Syiah, KH Tajul Muluk, Kamis (29/12/2011). [suf/ted]
okezone.com JAKARTA - Mabes Polri mengungkap, peristiwa pembakaran yang terjadi di Sampang, Madura, karena dipicu permasalahan keluarga.
Demikian disampaikan Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Polisi Saud Usman Nasution di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta, Kamis (29/12/2011).
Berdasarkan keterangan sementara, pemicu masalah ini adalah karena permasalahan keluarga.
"Awalnya ini masalah dari keluarga yaitu, Saudara Rois dan Tajul, ini kakak beradik. Pada awalnya mereka kelompok Sunni, kemudian Rois masuk ke kelompok lain karena ada perselisihan dengan abangnya maka dia masuk Syiah," katanya.
Pada kejadian ini, terdapat tiga rumah dan satu musala dibakar. "Itu permukiman dari mereka, rumah-rumah itu dari bilik-bilik bambu," tambahnya.
Saud juga menjelaskan, perselisihan ini sebenarnya sudah pernah dibicarakan di tingkat kecamatan. Kedua belah pihak pada saat itu sudah saling berjanji untuk saling menjaga.
"Sebenarnya ini sudah lama, empat hari yang lalu sudah diselesaikan di kecamatan, lewat Muspida Sampang dan sudah ada pernyataan saling menjaga tapi tadi pagi terjadi pembakaran," jelasnya.
Sebelumnya kompleks Pesantren Islam Syiah di Dusun Nangkernang, Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang, Madura, dibakar massa pukul 09.00 WIB pagi tadi.
KBR68H, Jombang – Gerakan Pemuda GP Ansor akan mengirimkan Banser (Barisan Ansor Serbaguna) ke Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang, Jawa Timur. Tindakan itu untuk membantu kepolisian dalam pengamanan desa itu pasca pembakaran rumah, Madrasah, dan Surau Islam Syiah pagi tadi. Kepastian itu diungkapkan Ketua Umum GP Ansor Nusron Wahid, di Jombang. Ia mengecam keras aksi kekerasan yang diduga dilakukan ratusan orang dari Islam Sunni pimpinan Rois itu.
“Ini sekali lagi saya menyesalkan, sedih, mengecam semua tindakan aksi kekerasan ini dan akan segera membantu aparat keamanan untuk pertama membantu aset-aset syiah disana, yang kedua adalah untuk bersama-sama menentramkan kembali masyarakat, menyadarkan kepada masyarakat, mengedukasi kepada masyarakat yang sebagian besar saya yakin adalah orang sunni, supaya menjadi sunni yang baik dan tidak boleh melakukan tindakan kekerasan.”
Ketua Umum GP Ansor Nusron Wahid berharap aparat dapat menindak tegas siapapun pelaku maupun dalang aksi kerusuhan tersebut. Pagi tadi ratusan orang, diduga dari kelompok Islam Sunni yang dipimpin Rois, membakar rumah, sekolah dan musholla milik tokoh Islam Syiah, Tajul Muluk di Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Sampang. Aksi dipicu adanya konflik keberadaan Islam Syiah di desa tersebut.
TEMPO.CO, Sampang - Kompleks Pesantren Islam Syiah di Dusun Nangkernang, Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang, dibakar massa, Kamis, 29 Desember 2011.
Sekitar pukul 10.00 pagi tadi, ratusan massa dari berbagai desa di Kecamatan Omben dan Karang Penang menyerbu Pusat Islam Syiah di Madura. Sambil mengumandangkan takbir, massa dari Islam Sunni itu membakar musala, madrasah, asrama dan rumah pemimpin Syiah Sampang, Ustad Tajul Muluk.
Sejauh ini belum dilaporkan amuk massa itu menimbulkan korban jiwa. Dua kompi aparat Kepolisian Resor Sampang tidak bisa masuk ke lokasi karena jalan menuju Nangkernang diblokir massa yang melengkapi diri dengan berbagai senjata tajam. Aparat Komando Rayon Militer Omben dikabarkan sempat diserang massa karena mencoba masuk ke lokasi.
"Orang dari luar desa dan tidak dikenal warga diancam akan dihabisi," kata Muhammad Alim, warga Karang Gayam, kepada Tempo.
Kepala Bagioan Operasional Polres Sampang, Komisaris Zainuri, mengatakan karena kalah jumlah, polisi belum bisa masuk ke lokasi. Polisi masih menunggu bantuan dari Kepolisian Daerah Jawa Timur dan dan Kepolisian Resor Pamekasan, kabupaten di sebelah timur Sampang. "Situasi tidak memungkinkan kami ke lokasi," ungkapnya.
Semoga jadi tentram kembali yach, masalah keluarga kok sampek bakar-bakar rumah, mending bakar jagung atau singkong, sambil selesaikan permasalahannya dengan kepala dingin.