Sabtu, 11 Februari 2012
[HACKING]Hack IndoBilling Still Worked
Hack Billing : Indo Billing
Pertama yang perlu kalian lakukan hanya membuka Run dan langsung tulis 'regedit'
Jumat, 10 Februari 2012
Kamis, 09 Februari 2012
Rabu, 08 Februari 2012
SERVER PB THAILAND
Download dulu Client nya gan...
Download dari Part 1 - 10
ACTIVE X
GAME GUARD
Kalo Sudah download taruh di c://programfile/hitsplay/pointblank/
DAFTAR PB THAILAND
Pertama kalau mau buka Launcher nya HARUS Pake Internet Exploler, BUKAN mozilla firefox .. DAN JANGAN LUPA DOWNLOAD ACTIVEX CONTROL NYA .. KALAU GA DI INSTALL ITU GA BAKALAN BISA MAIN NYA
Cara Login:
1. Login Id Password di websitenya http://pointblank.hitsplay.com
2. Kalau Sudah Klik Lingkaran Merah Di Atas Login ID Pass Tadi..
3. Nanti Dia Connect ke Server ( Kalau Belum Punya Launcher nya Dia Akan Makan Waktu Sekita 5-10 Menit )
4. Setelah Launcher nya muncul, update dulu gan Game nya
5. Setelah selesai update nya, nanti akan ada lagi download GameGuard nya, cuma 5MB an kok..
6. Main deh
Untuk kegagalan Klik Disini
Baca Selengkapnya Klik Disini Pengguna Kaskus Tolong Cendolnya y :)
Cheat PB Special FullHack 2012 (NEW SERVER)
Untuk lebih jelasnya Klik kanan + Open Link In New Tab
Thank You :)
Thank You :)
Hotkeys Lihat di SS [Screen Shot] di atas
Special Thanks To Master Cheating Sektonic
jika ada passwordnya silahkan hubungi Mas Cahya Orenz aja y ?
Facebook : Klik Disini
Jika ada masukin pass berikut : www.maincit.net atau maincit.net
Ingat ini Versi Trial mungkin 2 sampai 5 harian kedepan udah gak work TQ ;)
WH Esp Name 2012 HOT UPDATE
Hotkeys WH :
Auto On
Credits :
Rendu BadboyZ [Like A FanPage]
Cahya Orenz
Fuad Fuu
Aby Tantowi N' Friend [Follow Blog]
Windows 8
Windows 8 akan menjadi versi selanjutnya dari sistem operasi Microsoft komputer Windowssetelah Windows 7. Ia memiliki banyak perubahan dari versi sebelumnya. Secara khusus itu menambah dukungan untuk mikroprosesor ARM selain mikroprosesor x86 sebelumnyadidukung dari Intel dan AMD
Sebuah antarmuka Mulai Layar baru telah ditambahkan yang dirancang untuk input layar sentuhselain masukan mouse, keyboard, dan pena.
Sebuah antarmuka Mulai Layar baru telah ditambahkan yang dirancang untuk input layar sentuhselain masukan mouse, keyboard, dan pena.
Martha Marcy May Marlene Limited BRRIP
Setelah menghilang selama dua tahun, Martha (Elizabeth Olsen), memutuskan untuk meninggalkan sebuah kelompok pemujaan tempat ia bernaung selama ini dan menelepon kakaknya, Lucy (Sarah Paulson), untuk kemudian tinggal bersamanya. Namun, dua tahun tinggal bersama anggota kelompok pemujaan yang memiliki aturan-aturan hidup yang berbeda dengan manusia normal pada umumnya telah membuat hubungan Martha dengan Lucy – serta suami Lucy, Ted (Hugh Dancy), mengalami begitu banyak kendala. Selain itu, Martha juga tumbuh menjadi sosok yang paranoid dan begitu takut kalau para anggota kelompok pemujaan yang ia tinggalkan akan datang ke rumah kakaknya dan menjemput dirinya kembali.
Sebenarnya wajar jika Martha merasa sedikit paranoid. Dipimpin oleh Patrick (John Hawkes), seorang pria yang kharismatik namun begitu dingin dalam kesehariannya, kelompok pemujaan tempat Martha bernaung selama dua tahun terakhir merupakan sebuah kelompok yang memisahkan diri mereka secara sepenuhnya dari peradaban manusia luas. Mereka juga memiliki aturan-aturan yang berbeda – termasuk sebuah peraturan yang mewajibkan Patrick untuk ‘membersihkan’ setiap gadis yang baru bergabung ke dalam kelompok tersebut dan kemudian mencuci otak mereka dengan rentetan ideologi yang sesuai dengan ajarannya. Tidak tahan dengan keseharian yang penuh dengan kekerasan itulah yang akhirnya membuat Martha meninggalkan kelompok kepercayaan tersebut.
Elizabeth Olsen jelas merupakan nyawa utama dari Martha Marcy May Marlene. Tampil dengan penuh kerapuhan dan kejujuran yang dapat penonton rasakan bahkan dari tatapan matanya, Olsen mampu membawakan perannya dengan begitu sempurna. Karakter Martha yang ia perankan memang gagal untuk dapat dikembangkan oleh sutradara sekaligus penulis naskah cerita film ini, Sean Durkin, agar dapat mampu dikenali dan terasa familiar oleh para penonton. Namun, dengan kemampuan akting yang begitu kuat dari Olsen, karakter Martha sangatlah mudah untuk disukai, dan diberikan rasa simpati yang mendalam. Rasa simpati kepada karakter Martha itulah yang akan mendorong penonton untuk menyingkirkan beberapa kelemahan Martha Marcy May Marlene dan membuat film ini terasa lebih mampu menonjol.
Selain Olsen, departemen akting Martha Marcy May Marlene juga diisi dengan nama-nama aktor dan aktris yang mampu memberikan penampilan terbaik mereka. Sarah Paulson dengan baik memberikan sebuah penggambaran seorang kakak yang selama ini begitu khawatir dan merindukan adiknya, namun tidak mampu berbuat apa-apa ketika sang adik kembali dan tampil dalam kondisi kejiwaan yang patut dipertanyakan. Begitu juga dengan Hugh Dancy yang berperan sebagai suami dari karakter yang diperankan Paulson yang mampu melengkapi setiap kehadiran emosi yang telah diberikan Paulson lewat karakternya. Sayang kedua karakter yang mereka perankan, dan karakter-karakter lain di luar karakter Martha, gagal untuk diberikan jalan cerita yang sepadan dan mendalam dan membuat karakter-karakter tersebut hanya hadir sebagai pelengkap jalan cerita saja.
Namun, tentu tidak akan mudah untuk melupakan akting yang begitu menghantui dari John Hawkes. Berperan sebagai seorang pemimpin kelompok pemujaan yang berkata-kata dengan lembut namun begitu penuh dengan kharisma, Hawkes menjadikan karakter Patrick yang ia perankan menjadi sesosok karakter yang begitu menakutkan. Berbeda dari Olsen yang dapat memancarkan kepedihan dan kesendirian dari tatapan matanya, Hawkes menjadikan tatapan matanya sebagai penyebar rasa ketakutan yang dapat secara langsung dirasakan oleh penonton setiap kali karakternya hadir di dalam jalan cerita. Penampilan Olsen dan Hawkes di Martha Marcy May Marlene jelas merupakan dua penampilan yang termasuk paling mengesankan yang dapat disaksikan penonton di sepanjang tahun 2011 lalu.
Berbeda dengan tampilan departemen aktingnya yang hadir dengan cemerlang, keputusan Sean Durkin untuk lebih menampilkan misteri dalam jalan cerita Martha Marcy May Marlene lewat susunan proses editing film menjadi semacam pedang berkepala dua bagi hasil akhir film ini: benar bahwa kemisteriusan itu berhasil tercapai, namun di sisi lain, penonton tidak pernah dapat benar-benar merasa terkoneksi dengan apa yang sebenarnya ingin disampaikan Durkin lewat film ini. Martha Marcy May Marlene dapat menjadi sebuah potongan kisah yang lebih emosional lewat pendalaman karakter Martha, dapat menjadi sebuah thriller yang mengejutkan jika berfokus pada kisah hidup Martha selama tinggal dengan kelompok pemujaan yang dipimpin oleh Patrick atau menjadi murni sebuah horor jika mampu berfokus pada kisah Patrick dan anggota kelompok pemujaannya. Durkin berusaha menggabungkan berbagai elemen tersebut, yang sayangnya, gagal untuk tercapai karena kurangnya pendalaman kisah pada banyak sudut cerita.
Pun begitu, Martha Marcy May Marlene jelas telah menjadi salah satu titik terang di dunia film independen Amerika Serikat di sepanjang tahun 2011. Merupakan karya perdana dari Sean Durkin, ia mampu menunjukkan bahwa dirinya memiliki kapabilitas yang cukup dalam menghasilkan sebuah film yang begitu mudah untuk menjebak penontonnya dalam sekelumit kisah masa lalu yang misterius. Keberhasilan Durkin juga didukung penuh oleh penampilan para pengisi departemen akting film ini, termasuk penampilan luar biasa cemerlang dari Elizabeth Olsen dan John Hawkes. Beberapa perbaikan dalam penulisan naskah akan mampu membuat penceritaan Martha Marcy May Marlene menjadi lebih efektif, namun secara keseluruhan, Martha Marcy May Marlene telah mampu tampil cukup memuaskan.
Sebenarnya wajar jika Martha merasa sedikit paranoid. Dipimpin oleh Patrick (John Hawkes), seorang pria yang kharismatik namun begitu dingin dalam kesehariannya, kelompok pemujaan tempat Martha bernaung selama dua tahun terakhir merupakan sebuah kelompok yang memisahkan diri mereka secara sepenuhnya dari peradaban manusia luas. Mereka juga memiliki aturan-aturan yang berbeda – termasuk sebuah peraturan yang mewajibkan Patrick untuk ‘membersihkan’ setiap gadis yang baru bergabung ke dalam kelompok tersebut dan kemudian mencuci otak mereka dengan rentetan ideologi yang sesuai dengan ajarannya. Tidak tahan dengan keseharian yang penuh dengan kekerasan itulah yang akhirnya membuat Martha meninggalkan kelompok kepercayaan tersebut.
Elizabeth Olsen jelas merupakan nyawa utama dari Martha Marcy May Marlene. Tampil dengan penuh kerapuhan dan kejujuran yang dapat penonton rasakan bahkan dari tatapan matanya, Olsen mampu membawakan perannya dengan begitu sempurna. Karakter Martha yang ia perankan memang gagal untuk dapat dikembangkan oleh sutradara sekaligus penulis naskah cerita film ini, Sean Durkin, agar dapat mampu dikenali dan terasa familiar oleh para penonton. Namun, dengan kemampuan akting yang begitu kuat dari Olsen, karakter Martha sangatlah mudah untuk disukai, dan diberikan rasa simpati yang mendalam. Rasa simpati kepada karakter Martha itulah yang akan mendorong penonton untuk menyingkirkan beberapa kelemahan Martha Marcy May Marlene dan membuat film ini terasa lebih mampu menonjol.
Selain Olsen, departemen akting Martha Marcy May Marlene juga diisi dengan nama-nama aktor dan aktris yang mampu memberikan penampilan terbaik mereka. Sarah Paulson dengan baik memberikan sebuah penggambaran seorang kakak yang selama ini begitu khawatir dan merindukan adiknya, namun tidak mampu berbuat apa-apa ketika sang adik kembali dan tampil dalam kondisi kejiwaan yang patut dipertanyakan. Begitu juga dengan Hugh Dancy yang berperan sebagai suami dari karakter yang diperankan Paulson yang mampu melengkapi setiap kehadiran emosi yang telah diberikan Paulson lewat karakternya. Sayang kedua karakter yang mereka perankan, dan karakter-karakter lain di luar karakter Martha, gagal untuk diberikan jalan cerita yang sepadan dan mendalam dan membuat karakter-karakter tersebut hanya hadir sebagai pelengkap jalan cerita saja.
Namun, tentu tidak akan mudah untuk melupakan akting yang begitu menghantui dari John Hawkes. Berperan sebagai seorang pemimpin kelompok pemujaan yang berkata-kata dengan lembut namun begitu penuh dengan kharisma, Hawkes menjadikan karakter Patrick yang ia perankan menjadi sesosok karakter yang begitu menakutkan. Berbeda dari Olsen yang dapat memancarkan kepedihan dan kesendirian dari tatapan matanya, Hawkes menjadikan tatapan matanya sebagai penyebar rasa ketakutan yang dapat secara langsung dirasakan oleh penonton setiap kali karakternya hadir di dalam jalan cerita. Penampilan Olsen dan Hawkes di Martha Marcy May Marlene jelas merupakan dua penampilan yang termasuk paling mengesankan yang dapat disaksikan penonton di sepanjang tahun 2011 lalu.
Berbeda dengan tampilan departemen aktingnya yang hadir dengan cemerlang, keputusan Sean Durkin untuk lebih menampilkan misteri dalam jalan cerita Martha Marcy May Marlene lewat susunan proses editing film menjadi semacam pedang berkepala dua bagi hasil akhir film ini: benar bahwa kemisteriusan itu berhasil tercapai, namun di sisi lain, penonton tidak pernah dapat benar-benar merasa terkoneksi dengan apa yang sebenarnya ingin disampaikan Durkin lewat film ini. Martha Marcy May Marlene dapat menjadi sebuah potongan kisah yang lebih emosional lewat pendalaman karakter Martha, dapat menjadi sebuah thriller yang mengejutkan jika berfokus pada kisah hidup Martha selama tinggal dengan kelompok pemujaan yang dipimpin oleh Patrick atau menjadi murni sebuah horor jika mampu berfokus pada kisah Patrick dan anggota kelompok pemujaannya. Durkin berusaha menggabungkan berbagai elemen tersebut, yang sayangnya, gagal untuk tercapai karena kurangnya pendalaman kisah pada banyak sudut cerita.
Pun begitu, Martha Marcy May Marlene jelas telah menjadi salah satu titik terang di dunia film independen Amerika Serikat di sepanjang tahun 2011. Merupakan karya perdana dari Sean Durkin, ia mampu menunjukkan bahwa dirinya memiliki kapabilitas yang cukup dalam menghasilkan sebuah film yang begitu mudah untuk menjebak penontonnya dalam sekelumit kisah masa lalu yang misterius. Keberhasilan Durkin juga didukung penuh oleh penampilan para pengisi departemen akting film ini, termasuk penampilan luar biasa cemerlang dari Elizabeth Olsen dan John Hawkes. Beberapa perbaikan dalam penulisan naskah akan mampu membuat penceritaan Martha Marcy May Marlene menjadi lebih efektif, namun secara keseluruhan, Martha Marcy May Marlene telah mampu tampil cukup memuaskan.
Selasa, 07 Februari 2012
Senin, 06 Februari 2012
Minggu, 05 Februari 2012
Langganan:
Postingan (Atom)