Selasa, 08 November 2011

MUDIK LEBARAN





Sinopsis :
Selama tiga tahun di ibukota GUNADI masih juga menganggur. Sementara bapaknya memintanya Lebaran tahun ini harus pulang kampung. Sudah tiga tahun, Lestari menunggu segera dinikahi. Orangtua Lestari sudah merestui, mereka juga tidak meminta mas kawin yang banyak cukup perlengkapan shalat, tunai!
Keluarga Iskandar, pejabat di Kementerian Sarana Publik, dianggap warga desa Wonosalam, Yogyakarta, sebagai orang sukses. Iskandar tiap tahun mengadakan open-house. Iskandar juga yang menyediakan kurma ‘Tanah Arab – meskioun dibelinya di Tanah Abang. Juga perangkat sholat yang dibagi merata kepada semua warga desa
Martono, diminta istrinya pulang dan menjalani puasa di kampungnya di Wonogiri. Namun Martono menolak, ia kali ini ingin menjalani puasa di ibukota. Banyak rezeki yang tidak boleh dilewatkan. Istri Martono yang tengah hamil tua, membutuhkan banyak uang hasil untuk membiayai persalinan
Sudah delapan tahun, Kuncoro selalu mengajak keluarganya mudik ke Jawa Tengah. Padahal, Yustina belum sekalipun menikmati Lebaran hari pertama di kampungnya, Bukit Tinggi. Dua anaknya, juga belum sekalipun sungkeman dengan kakek-nenek mereka di hari pertama Lebaran. Kuncoro begitu dominan.
Bisakah tokoh-tokoh di atas menjalani ritual mudik sebagaimana mereka jalani selama ini? Tiap tahun mereka rasakan semua kesulitan, kesusahan dan kesengsaraan, namun sebagai ritual budaya, mudik tidak sekadar dipandang sebagai perjalanan dari kota-kota besar menuju kota-kota lebih kecil, tapi sebuah mobilisasi manusia yang tengah mencari identias kemanusiaannya. Mudik di tengah-tengah menjalani puasa, juga tidak ubahnya seperti ibadah itu sendiri. Mudik tidak ubahnya uji kesabaran dan penyerahan diri yang hasilnya tidak ada yang tahu. Pasrahkan saja kepada ALLAH SWT!

Synopsis : 
For three years in the capital Gunadi still unemployedWhile his father asked him Fitri this yearhave returned homeIt's been three yearswaiting for Sustainable soon marriedLestari wasblessed parents, they did not ask enough dowry which many prayers equipmentcash!


Family Iskandar, an official at the Ministry of Public Facilitiesvillagers considered Wonosalam,Yogyakartaas successful people. Iskandar each year held an open-house. Iskandar alsoprovides datesArab Land - meskioun bought at Tanah AbangAlso the prayer that is dividedequally among all the villagers

Martonoasked his wife to go home and live in his village in Wonogiri fastingHowever Martonorefusedhe this time wants to undergo fasting in the capitalMany of the sustenance whichshould not be missedMartono wife who was pregnantneed a lot of money to finance labor

Already eight yearsKuncoro always took the family back and forth to Central JavaIn factnoteven enjoy Lebaran Yustina first day in his villageBukit Tinggi. Two childrenalso have not evenSungkeman with their grandparents on the first day of holiday. Kuncoro so dominant.

Can figures on homecoming rituals as they live so long? Each year they felt all the difficulties,troubles and tribulationsbut as a cultural ritualgoing home is not just seen as a journey frombig cities to smaller townsbut a man who was looking for mobilization of human identity. Forthin the midst of undergoing fastingnor are like worship itselfNot going home is like a test of patience and resignation that no one knows the outcomePasrahkan only to GOD Almighty!


Genre
Writer
Producer
Director
Studio
Cast
: Comedy
: Away Kilmer
: Raam Punjabi

: Muchyar Syamas
: Multivision Plus
: Irwansyah
  Wiwit Gunawan
  Ray Sahetapy
  Melly Zamri
  Irvan Penyok
  Leroy Osmani
  Sonya











0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan tuliskan komentar anda.
"kritik membangun" anda sangat kami butuhkan untuk pengembangan blog ini.
terima kasih.